13 Okt 2011

Pengertian LTE (Long Therm Evolution)



Apa itu LTE?
Berdasarkan sejarahnya LTE dikembangkan oleh 3GPP (Third Generation Partnership Project atau 3G berbasis GSM). Disisi lain 3GPP2 mengembangkan 3G berbasis CDMA. LTE akan menjadi evolusi dari jaringan GSM dan juga bagian dari roadmap standar 3GPP2, bukan evolusi dari CDMA. Sesuai dengan sifatnya sebagai 4G,
LTE akan menjadi all IP-based network. LTE (Long Term Evolution) atau biasa juga disebut SAE (System Architecture Evolution) disebut-sebut sebagai generasi keempat (4G) yang akan menggeser kemampuan 3G. Dalam akses data, LTE jauh melebihi generasi-generasi sebelumnya, bahkan standar spesifikasi kecepatan datanya sampai 100 Mbps pada arah downlink. Diperkirakan siap digelar sekitar 2010-an, LTE akan mampu membawa aplikasi-aplikasi yang menarik seperti TV interaktif dan game tingkat advance. Karena LTE mendukung kemampuan handover dan roaming ke jaringan bergerak eksisting maka cakupan yang melayani perangkat pelanggan menjadi ubiquitous. Banyak keunggulan yang ditawarkan oleh teknologi LTE ini, diantaranya penggunaan spektrum yang fleksibel, peningkatan kapasitas, latensi yang rendah, biaya operasional yang lebih rendah, dan memiliki performansi yang tinggi.

LTE merupakan standar terbaru di mobile network technology GSM / EDGE and UMTS / HSDPA, dimana jaringan teknologi mobile teknologi yang sekarang bekerja dengan lebih dari 85% dari seluruh pelanggan selular akan memastikan dari 3GPP akan terjadi kompetisi dengan berbagai teknologi selular lainnya. Para pencetus LTE mulai memikirkan perubahan besar dengan melihat teknologi baru pada air interface dan arsitektur sistem tanpa melihat sistem yang ada saat ini. Hal ini menyebabkan adanya banyak perubahan, misalnya seperti penggunaan teknologi OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) sebagai basis air interface pada lapisan akses radio (radio access layer), arsitektur system flat IP (All-IP), level modulasi yang lebih tinggi dan lain-lain.

Jaringan LTE mampu mentransformasi pengalaman pengguna telekomunikasi, memperbarui layanan mobile broadband ke tingkatan baru sehingga kegiatan mobile seperti browsing internet, mengirim email, video sharing, download musik, serta aplikasi-aplikasi lain akan sangat mudah diakses tanpa ada intervensi atau keterlambatan. LTE disiapkan untuk format jaringan seluler yang kekuatannya jauh melebihi dari pada yang sudah ada sekarang baik 3G, HSDPA (high speed downlink packet access) maupun HSUPA (high speed uplink packet access), LTE mampu memberikan downlink puncak harga minimal 100Mbit / s, 50 Mbit / s [1] di uplink dan RAN (Radio Access Network) sepanjang perjalanan waktu kurang dari 10ms. LTE fleksibel mendukung operator bandwidths, dari 20MHz hingga 1.4MHz serta kedua FDD (Frequency Division duplex) dan TDD (Time Division duplex). karena mampu mengalirkan data hingga 100 Mbps untuk downlink dan 50 Mbps untuk uplink.Dengan kecepatan fantastis itu, beragam aplikasi bisa dinikmati lebih cepat dan real-time misalnya untuk game online.

Sementara itu NSN akan meluncurkan sistem LTE yang lengkap, terdiri dari Stasiun Basin Multimode Flexi dengan software definable (BTS). Flexi Mobile Network Gateway dan MME. Dengan BTS ini terjadi penghematan energi, dengan pengiriman biaya lebih murah dan manfaat jauh lebih besar, khususnya bagi BTS-BTS Flexi. “BTS Multimode Flexi software-definable merupakan jalur upgrade ke LTE yang lebih sempurna. Para penyedia layanan bisa mengkompres BTS dengan menggunakan perangkat lunak WCDMA/HSPA, hal ini untuk mendukung konsumen dengan kekuatan sinyal, juga untuk transfer data yang oke, karena BTS nya telah menjadi BTS super canggih. Setelah LTE hadir,maka kualitas kecepatan dan bandwith makin lebih oke dan cepat, pengaplikasian juga cukup mudah, hanya dengan meng- upgrade softwarenya saja.

LTE vs WIMAX
Dua teknologi nirkabel yang baru naik daun ini tampak bersaing. WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) lebih dulu lahir daripada LTE (Long Term Evolution). Secara perangkat dan dukungan vendor handset WiMAX lebih siap dibandingkan LTE pada tahun 2009. Sedangkan LTE akan berkembang setelah tahun 2010. Masing-masing teknologi ini oleh International Telecommunications Union (ITU) akan dijadikan kandidat standar jaringan 4G (at least 100 Mbps untuk transfer data) paling tidak pada tahun 2009.

Secara kecepatan LTE unggul diatas WiMAX generasi yang sekarang (IEEE.802.16e). LTE mampu menghadirkan kecepatan downlink hingga 100 Mbps dan uplink 50 Mbps dan dapat dikembangkan hingga 250 Mbps untuk downstream. Akan tetapi kecepatan ini nantinya akan bersaing dengan generasi WiMAX II (IEEE.802.16m) yang akan diperbarui pada tahun 2009. WiMAX II akan berjalan pada mode Mobile dengan speed 100 Mbps dan Fixed hingga 1 Gbps (sesuatu yang luar biasa untuk pertukaran data secara nirkabel). Selain LTE dan WiMAX, ada satu lagi teknologi yang hampir mirip dengan LTE yaitu UMB (Ultra Mobile Broadband) tetapi dasar pengembangannya adalah CDMA. Bahkan UMB ini downstream-nya lebih besar dibandingkan LTE yaitu mencapai 288 Mbps (dengan band 20 Hz).

LTE dikembangkan oleh 3GPP (grup GSM, terutama Ericsson), sedangkan UMB diusulkan oleh 3GPP (grup CDMA 2000, terutama Qualcomm), dan WiMAX II oleh WiMAX Forum (terutama Intel). Untuk lebih jelas nya roadmap evolusi teknologi nirkabel di dunia seperti di bawah ini.
(1) GSM (2G) - GPRS (2.5G) - EDGE - WCDMA (3G) - HSDPA (3.5G) - LTE (4G)
(2) CDMA (2G) - CDMA 2000 - EV-DO (3G) - UMB (4G)
(3) Wi-Fi - Fixed WiMAX - Mobile WiMAX - WiMAX II (4G)

Teknologi 4G seperti LTE dan WiMAX didesain lebih kepada transfer data bukan suara, berbasis jaringan IP dan berdiri di atas teknologi OFDM. Kecepatan yang tinggi pada 4G memungkinkan suara, video, dan data dapat diakses dalam satu perangkat yang praktis. Di masa mendatang, konsumen dijanjikan akan dapat melakukan download dan upload High Definition Video, layanan data berkapasitas besar dan Value Added Service (VAS) seperti interactive gaming, mengakses e-mail dengan attachment besar serta bergabung dalam video conference dimanapun dan kapanpun.

LTE yang merupakan pengembangan dari GSM dan CDMA diprediksi akan mudah melakukan penetrasi ke pasar. Teknologi GSM sudah dipakai secara dominan (80 %) di seluruh belahan dunia. Jaringan GSM dan CDMA sudah sangat luas terutama di kota-kota dunia. Oleh karena itu tidak heran LTE akan memiliki pasar yang lebih besar di banding dengan WiMAX. Akan tetapi teknologi WiMAX lebih ekonomis untuk pengembangan jaringan baru di wilayah-wilayah pedesaan. WiMAX memiliki biaya investasi yang jauh lebih murah dibanding BTS GSM. Jika satu BTS GSM membutuhkan biaya invetasi hingga Rp1 miliar maka jumlah unit yang sama untuk BTS Wimax hanya membutuhkan biaya kira-kira Rp 60 juta saja. Segmentasi pasar pemakaian WiMAX dan LTE sudah jelas. WiMAX akan berjaya di daerah-daerah pedesaan yang sulit dan jarang terdapat BTS. Sedangkan LTE akan berkembang pesat di daerah perkotaan, memanfaatkan jaringan-jaringan BTS yang sudah tersedia.

0 Comment:

Posting Komentar